Sengkarut Sang "Melon"

Sengkarut Sang "Melon"

Foto : Ilustrasi mahar/net


CIANJUR.Maharnews.com- Kado untuk masyarakat Cianjur dari Bupati di tahun 2023 adalah kenaikan Harga Gas melon, sebutan gas bersubsidi tiga kilogram. 

Tepat lima hari usai terompet tahun baru ditiup keputusan Bupati Nomor : 541.11/KEP.20-PSDA.SETDA/2023 tetang Penetapan Harga Eceren Tertinggi Gas Bersubdisi ditandatangani.

Seperti luka ditabur garam, masyarakat masih dirundung bencana harus menelan pil pahit dengan kenaikan sang "Melon". 

Kenaikan HET berdasarkan Kepbup tersebut berkisar antara lima sampai sepuluh persen. Paling tertinggi HET adalah di Cianjur Selatan yakni Rp. 21.000,-  paling rendah adalah Rp. 16.000,- untuk Cianjur Utara.

Sedianya HET adalah harga dari pangkalan gas kepada masyarakat. Tapi faktanya masyarakat harus membayar lebih tinggi dari HET. 

Kenaikan sang Melon ini entah berdasarkan apa. Kita sebagai masyarakat hanya bisa menerka saja. Motif kebijakannya tak bisa kita prediksi, belum ada penjelasan komprehensif.

Namun, yang jelas sebagai warga tentunya kita akan terbebani. Jangankan untuk kenaikan gas melon untuk sembuh dan berdiri bangkit pascabencana kita masih tertatih dan terengah. 

*Defisit Empati*

Tenda masih berdiri, uang bantuan untuk rehabilitasi masih dalam proses pencairan. Sembako dari Pemerintah kian menyusut. Deskripsi korban yang terdampak gempa di Cianjur.

Ya, gempa memang musibah yang datang tak diundang. Tapi kita sebagai manusia apa yang dikatakan Darwin sebagian bentuk evolusi ras manusia yakni survival of fittes. Kemampuan untuk beradaptasi dan bertahan dalam proses seleksi alam.

Pascabencana kita mulai bangkit, memulai apa yang seharusnya dilakukan. Berangkat ke ladang menyemai bibit, bekerja ke kantor. Kita ingin pilih sediakala meski ada sedih yang tersisa. 

Beda antara gempa dan kenaikan gas melon. Gempa tak direncanakan sementara kenaikan gas melon direncanakan melalui kebijakan. Tentu yang kasat mata motif ekonomi yang tampak.

Tergerusnya empati, terindikasi lewat kebijakan yang lebih mengutamakan kepentingan ekonomi daripada penderitaan masyarakat.




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE