Ngopi Sembari Update Informasi - Berita

Hilman Resmikan Patung Pewarta Nasional Tirto

Hilman Resmikan Patung  Pewarta Nasional Tirto

Foto : Patung RM. Tirto Adhi Soerjo berdiri tegak samping ketua PWI Cianjur Muhammad Iksan


CIANJUR. Maharnews.com - Patung tokoh Joernalis Raden Mas Tirto Adhi Soerjo yang berdiri tagak, berwarna keemasan di halaman kantor Bale Prawati Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Cianjur diresmikan ketua PWI Jawa Barat, Jumat (29/11/2019).

Patung tokoh pewarta Nasional dibangun ketua PWI Cianjur Muhammad Iksan dan diresmikan ketua PWI Jabar, Hilman Hidayat untuk mengenang sejarah Tirto Adhi Soerjo sebagai tokoh sejati jurnalis Nasional.

Hadir dalam acara, Plh Bupati Cianjur, Aban Sobandi, Humas keprotokolan Iyus Yusup, Paur Subag Humas Polres Cianjur, Ipda Budi, Ketua PWI Cianjur, Moch Iksan dan anggota.

Pada kesempatan itu, Hilman menyempaikan seremonial peresmian tersebut bertujuan mengenang Raden Mas Tirto Adhi Suryo sebagai tokoh jurnalis pers Nasional.

Tirto merupakan sosok jurnalis yang harus dijadikan contoh bagi para jurnalis Cianjur. Karena beliau salah satu tokoh pers yang melahirkan surat kabar mingguan (SKM) pertama "Soenda Berita" dengan modal milik pribumi lahir di Kabupaten Cianjur.

Media cetak "Soenda Berita" menjadi cikal bakal pers nasional pada masa itu dan menjadi dorongan semangat perjuangan kaum pribumi melawan kebodohan, ketertindasan dan kolonialisme tersebut, diterbitkan Tirto pada 7 Februari 1903," Terang Hilman.

Lebih rinci Hilman menceritakan soal sepak terjang Tirto, pada masa itu beliau menerbitkan surat kabar Soenda Berita Tahun (1903-1905), Medan Prijaji (1907) dan Putri Hindia (1908). Tirto juga mendirikan Sarikat Dagang Islam. 

"Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli.

Tirto adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. 

Akhirnya Tirto ditangkap dan disingkirkan dari Pulau Jawa dan dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera (Provinsi Maluku Utara). Setelah selesai masa pembuangannya, Tirto kembali ke Batavia, dan meninggal dunia pada 17 Agustus 1918," Tutup Hilman.

Ketua PWI Cianjur, Muhammad Iksan menuturkan, Patung tokoh Joernalis Nasional sengaja kita bangun di halaman kantor, agar para jurnalis yang ada khusus di Kabupaten Cianjur tidak melupakan tokoh joernalis tersebut.

Seperti yang diceritakan tadi ketua PWI Jabar pak Hilman Hidayat, sosok Tirto pers Nasional yang mampu memberikan semangat memerangi pembodohan kaum kolonial penjajah.

 

Dan kita patut berbangga terhadap sosok Tirto, karena beliau merupakan tokoh joernali yang mampu mencerdaskan anak bangsa dari kaum penjajah,"Tutur Moch Iksan.

Terpisah Plh Bupati Cianjur, Aban Sobandi berharap sosok tokoh joernalis Tirto yang mendirikan koran Soenda Nerita pada tahun 1903 dapat dijadikan salah satu motivasi serta melahirkan semangat bagi kawan-kawan wartawan di Cianjur ini.

"Semoga PWI Cianjur dapat lebih maju dan berkembang kedepannya," harapnya.(NN)

 




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE