Nasib Pedagang Pasar Ciranjang, "Hidup Segan Mati Tak Mau"

Foto : (Atas) Pasar Rakyat Ciranjang yang baru dibangun masih jadi pajangan, belum dioperasikan menampung pedagang.
CIANJUR.Maharnews.com- Nasib para pedagang Pasar Ciranjang di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur memprihatinkan.
Semenjak menempati pasar darurat pasca kebakaran 2 tahun lalu, perniagaan mereka mengalami kemunduran. Pendapatan anjlok lantaran sepi pembeli, ditambah kondisi bangunan tak representatif.
Lulu Nuraeni misalnya, ia mengaku barang jualannya tak laku sejak menempati kios darurat. Lulu menyebut kondisi bangunan kios darurat tidak representatif.
"Kalau hujan, barang dagangan saya kehujanan. Kalau sedang panas, semua barang dagangan saya kepanasan. Ini semua pakaian jualan juga jadi belel (warnanya memudar)," kata Lulu ditemui di kios darurat, Rabu (3/8).
Lulu menyebut para pembeli ogah berbelanja ke kios darurat. Pasalnya, lokasi penempatan kios darurat cukup jauh dari jalan utama.
"Pelanggan saya juga sudah tidak mau ke sini. Kata pelanggan saya, tempatnya (kios darurat) terlalu jauh. Belum lagi tempatnya sumpek, panas, dan gersang. Sepi pembeli pokoknya ," ungkapnya.
Lulu mengaku ingin segera pindah ke kios yang baru dibangun pemerintah. Tapi sayangnya ia tak mengetahui kapan akan segera menempatinya.
"Kalau kemauan ingin segera pindah. Kalau enggak segera pindah, barang jualan saya jadi rusak karena enggak terjual," pungkasnya.
Keluhan serupa diungkapkan Agus Sudrajat, pedagang lainnya yang ditempatkan di kios pasar darurat. Pedagang pakaian itu mengaku ladang usahanya mandek sejak menempati lokasi kios darurat.
"Sangat sepi pembeli karena jaraknya yang cukup jauh. Pembeli jadi malas datang ke sini. Apalagi kios di pasar darurat ini jauh dari para pedagang lainnya," terang Agus.
Agus tak memungkiri berjualan pakaian mungkin tidak setiap hari ada pembeli. Tapi yang dirasakannya saat ini sejak menempati kios di pasar darurat hampir dua tahun, pendapatannya sangat anjlok.
"Kadang seminggu tidak pernah ada pembeli. Barang dagangan kami tidak laku," tegasnya.
Belum lagi dari sisi keamanan, sebut Agus, kios di pasar darurat rentan terjadi kemalingan. Pasalnya, kios yang terbuat dari papan dan tripleks itu mudah dibongkar maling. "Sudah sering ada kejadian kios yang kemalingan," sebutnya.
Agus berharap bisa segera dipindahkan ke bangunan kios yang kondisinya lebih representatif.
"Usaha kami cuma ini, berdagang. Tidak ada yang lain. Jadi, ini merupakan andalan penghasilan. Sudah sering kami sampaikan ke kepala pasar agar segera dipindah ke kios yang baru. Kami di sini sudah hampir dua tahun lebih," pungkasnya.
Kebakaran Pasar Ciranjang terjadi sekitar 2020. Hampir semua bangunan kios pedagang ludes terbakar.
Pemprov Jabar turun tangan membantu pembangunan sebanyak 150 kios di Pasar Ciranjang yang menelan biaya sekitar Rp10 miliar. Namun, jumlah kios tak sebanding dengan jumlah pedagang di Pasar Ciranjang yang mencapai lebih kurang 1.600-an.
Jadi, masih terdapat kekurangan lebih kurang 1.500 unit bangunan kios untuk menampung semua pedagang.
- Digugat Cakades kalah, Elan Hermawan : Tak Gentar!
- Ijin Tak Lengkap, Tambak Udang di Sinarlaut Cianjur Ditutup Sementara
- Mati Lampu dalam Kegiatan Desa Manjur, PLN : Tidak Ada Koordinasi
- Permohonan Tak Ditanggapi, PRABU Akan Kirimi DPRD Cianjur Surat Talak
- BPJS Ketenagakerjaan Cianjur Serahkan Santunan Kematian untuk Ahli Waris Pengurus RT RW
- Menantu Bupati Tak Ada Lawan, Kursi Ketua KONI Cianjur Diraih Tanpa Perlawanan
- Soal Kasus Tanah, Bupati Cianjur Hormati Proses Hukum dan Berharap....