Runtuhnya Benteng NasDem

OTT KPK Rubah Peta Politik di Cianjur

Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilancarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Cianjur Rabu (12/12/2018) lalu membuat geger seisi Kabupaten Cianjur.

Tak hanya kalangan masyarakat yang gempar, jagad politik Cianjurpun ikut bergetar dengan hebat, serasa tengah dilanda gempa tektonik berkekuatan 12 skala richter. 

Guncangan paling hebat dirasakan kubu Partai Nasional Demokrat (NasDem). Pasalnya, Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar yang juga menjabat sebagai Ketua Garda Pemuda Partai NasDem Jawa Barat ikut terciduk OTT oleh KPK, bersama 4 anak buahnya.

Sontak kejadian tersebut membuat partai NasDem di Cianjur ketar ketir. Cianjur yang katanya digadang gadang sebagai bentengnya NasDem di wilayah Provinsi Jawa Barat, runtuh seketika, sesaat setelah operasi fajar KPK menghujam jantung garda pertahanan partai besutan Surya Paloh itu.

Kepercayaan masyarakat Cianjur terhadap Partai NasDem lambat laun meluntur. Doktrin keras yang dilancarkan semasa Sang Jago berkuasa kini seakan tak berbekas, tak berjejak, tenggelam dalam lautan massa pemberontakan.

Birunya langit Cianjur kini mulai memudar, terlibas cahaya kuning yang terus menerobos memancarkan pesonanya dari sela puing puing reruntuhan benteng biru. Seakan membawa semangat baru untuk meraih kejayaan yang pernah dirasakan di masa lalu.

Tak di pungkiri, peta politik Cianjur saat ini memang telah berubah. Suka tidak suka harus diakui, bahwa OTT KPK lah yang merubah segalanya. 

Kini, partai politik di Cianjur berlomba memanfaatkan momentum runtuhnya benteng Istana Biru, berbenah diri menyiapkan strategi pemenangan untuk pemilu 2019 nanti.

Hajat besar memang tinggal menghitung hari, semua peserta semakin mempersiapkan diri. Terlebih saat melihat kursi pesanan yakin tak terisi.

Siapapun bisa bebas menduduki, tanpa harus takut tersandera diri. Karena kini, meraih suara tanpa campurtangan kekuasaan, menjaring suara tanpa dasar paksaan. (Nuk)