Belasan Sang Saka Merah Putih Berkibar Diatas Lahan Konflik di Desa Mentulik

Belasan Sang Saka Merah Putih Berkibar Diatas Lahan Konflik di Desa Mentulik

Foto : Belasan Sang Saka Bendera Merah Putih tampak berkibar diatas lahan konflik di Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Kamis 20 Juni 2024.


NASIONAL.Maharnews.com- Belasan bendera sang saka merah putih berkibar diatas lahan kawasan hutan di Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. 

Pantauan Maharnews, Kamis 20 Juni 2024, sebanyak 11 bendera merah putih berkibar diatas lahan yang statusnya sedang bersengketa tersebut. 

Belasan bendera pusaka segenap masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tampak berkibar dengan gagahnya. 


Ke 11 bendera merah putih itu ternyata dipasang sekelompok masyarakat tani yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Bersatu Abadi Jaya (KTH BAJ). 

Konflik lahan yang tak kunjung selesai dan berlarut-larut, mendorong KTH BAJ melakukan aksi mengibarkan merah putih dilahan tersebut. 

"Ini sebagai simbol kesetiaan kami, masyarakat KTH BAJ terhadap NKRI, sekaligus bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan dan tindakan yang serupa dengan penjajahan,"ujar Ketua KTH BAJ Datuk Hanafi kepada Maharnews. 

Ia menjelaskan kesetiaan kelompoknya terhadap NKRI dibuktikan dengan tetap bersabar hati, mengikuti sejumlah prosedur dan proses yang saat ini sedang dilakukan pihak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait usulan yang sudah diajukan KTH BAJ. 

"Semua prosedur dan proses kita ikuti. Kita tempuh semuanya secara legal dan sah berlandaskan peraturan yang berlaku,"jelasnya. 

Disingung soal alasan memilih pengibaran bendera merah putih, menurutnya sang saka merah putih merupakan lambang Negara yang dihormati segenap warga NKRI.  

Selama ini tegas Hanafi, diamnya masyarakat KTH BAJ bukan karena takut untuk melawan mereka yang sekarang menduduki lahan. 

"Kita terus berupaya menahan diri supaya tidak sampai terjadi bentrok dengan sesama anak bangsa. Sikap kami seperti ini sebagai langkah menghormati proses yang sedang berjalan di Kementrian,"tegasnya. 

Pemimpin petani yang berjumlah 500 lebih itu memantapkan hati, menyakini bahwa kebenaran yang selama ini diperjuangkannya cepat atau lambat akan terungkap. 

"Keyakinan itulah yang meneguhkan saya bisa tetap bertahan. Karena yang saya perjuangkan bukan untuk kepentingan pribadi, tapi demi kesejahteraan masyarakat petani,"pungkasnya. 




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE