Ngopi Sembari Update Informasi - Berita

Sejarah Singkat Rd Wira Tanu Datar (Dalem Cikundul)

Sejarah Singkat  Rd Wira Tanu Datar (Dalem Cikundul)

Foto : Rd Aria Wiratanudatar Cikundul


CIANJUR.Maharnews.com- Dahulu kala ada sebuah kerajaan Sunda bernama “Galuh” dengan raja bernama Mundingsari alias Banjarsari berputra Prabu Siliwangi I, berputra Mundiwangi alias Prabu Cakrabuana berputra Guru Minda Kahiyangan, berputra Prabu Lingga Wesi berputra Cakrawati, berputra Anggalarang berputra Prabu Siliwangi II, berputra Mundisari Leutik berputra Pucuk Umun berputra Sunan Parung Gangsa berputra Sunan Wanaperih berputra Sunan Ciburang berputra Rd.Kanarun alias Rd Aria Wangsa Goparana (Maqomnya d Nangka beurit, Sagalaherang, Kab Subang).

Rd. Aria Wangsa Goparana mempunyai delapan orang anak diantaranya Rd Aria Wiratanu Datar Cikundul. Waktu dilahirkan beliau bernama Rd. Jayalalana.  Rd Aria Wiratanu Datar Cikundul dilahirkan kira kira pada tahun 1603 Masehi di Kampung Cibodas, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang.

Pada usia 8 tahun beliau mendapat pendidikan dan gemblengan dari Paguron Islam Kesultanan Cirebon di bawah pimpinan Syekh Syarif Hidayatullah. Beliau merupakan seorang siswa teladan dan paling menonjol diantara siswa-siswa lainnya serta menguasai di bidang ajaran keagamaan, Keperwiraan, Ilnu Siasah dan Ilmu Kemasyarakatan.

Tamat di Perguruan Islam tersebut beliau memperoleh gelar ”Aria” merupakan kerabat keraton dengan kedudukan “Ngabehi” selaku ponggawa Kesultanan Cirebon dengan nama khusus Rd. Ngabehi Jaya Sasana.

Pada usia 23 tahun beliau mendapat kepercayaan dan diangkat menjadi senapati Kesultanan Cirebon dan kemudian diberi gelar Raden Aria Wiratanu yang diserahi prajurit 300 umpi (1200 jiwa) dari Kesultanan Cirebon. Kemudian diberi tugas oleh penerus Syarif Hidayatullah untuk mendirikan kerajaan kecil di wilayah Cianjur yang kosong bekas wilayah Pajajaran.

Pada usia 22 tahun tanpa diketahui oleh siapapun beliau bertanya atau Tafakur selama 40 malam di Batu Agung, Tengger Agung, Sagala Herang, Subang. Di waktu tafakur beliau didatangi oleh 3 orang puteri Jin Islam yang bernama, Arum Wangi, Arum Endah dan Arum Sari. Ketiga puteri jin itu adalah putri dari Syekh Zubaidi raja jin Islam di negeri Batu Agung, Tengger Agung, Sagalaherang Subang.

Tiga wujud Putri Jin tersebut bersatu menjadi satu wujud bernama Nyai Dewisrina kemudian dinikahi oleh Raden Aria Wiratanu Datar Cikundul dan melahirkan tiga anak yaitu Rd. Surya Kancana ( Di Gunung Gede), Rd. Sukasehi Carangcang Kancana (Di Gunung Ceremai), Rd. Andakawirusjangat (Di Gunung Kumbang Karawang).

Sementara dari istri manusia biasa yaitu “Nyi Mas Ajeng Mayang Emik” putri dari Eyang Tubagus Capa. Beliau mempunyai 11 orang anak yakni : Rd. Aria Wiramanggala (Dalam Tarikolot), Rd. Aria Martayuda (Dalam Sarampad), Rd. Aria Tirta (Karawang), Rd. Aria Natadimanggala (Dalam Arya Kidul Gunung Jati),Rd. Aria Wiradimanggala (Dalam Aria Cikondang), Rd. Aria Suradiwangsa (Dalam Panembong), Nyi Rd. Kaluntar, Nyi Rd. Bogem,Nyi Rd. Mas Karanggan,Nyi Mas Jenggot

Ciri-ciri Raden Aria wiratanu Datar Cikundul.

Rd. Aria Wiratanu Datar Cikundul, sejak burey (Anak Sekitar umur 3 tahun) mempunyai kegemaran naik keatas bukit dan menghadap kearah kiblat dengan seolah-olah merenung serta mata menerawang.

Orang banyak mengetahui bahwa sang pangeran itu mempunyai indra yang tajam luar biasa terutama pendengaran, penglihatan, perabaan dan gaung suara yang berat (sekalipun berbisik tapi dapat didengar oleh orang yang dipanggil).

Kira-kira antara tahun 1691- 1692 M. Berdirilah secara resmi Negeri Kerajaan Cianjur yang merdeka dan berdaulat penuh dengan pimpinan Kanjeng Kyai Rd Aria Wira Tanu Datar Cikundul. Tugas beliau menyebarkan agama islam di daerah Cianjur, Sukabumi sebagian wilayah Bogor.

Oleh karena Kanjeng Kiai Rd Aria Wiratanu Datar Cikundul pada waktu itu sudah lanjut usia kemudian pemerintahan diserahkan sepenuhnya kepada putranya yang bernama Rd. Aria Wiramanggala dengan diberi gelar Rd Aria Wiratanudatar Tarikolot.

Selanjutnya Kanjeng Kiai Raden Aria Wiratanudatar Cikundul berangkat menuju ke arah utara sampailah di Cikundul dan mendirikan Padepokan Islam. Sekitar tahun 1692- 1695 beliau tutup usia di Cikundul kemudian disemayamkan di bukit pasir gajah Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon Cianjur.

Sejarah singkat diatas dibacakan pengurus Makam Dalam Cikundul pada saat prosesi jiarah Bupati Cianjur berserta para pejabat di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Cianjur dalam rangkaian menyambut Hari Jadi Cianjur ke 343, Jumat (10/7/2020).




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE