TANGIS SANG JURNALIS

Aku tak tahu harus menulis apa Kebaikan dan keburukan seakan sedang ditanganku
Benci dan cinta menyatu dalam benaku Sulit ku memilah meski aku telah pasrah Saat aku memilih tuk akhiri kisah ini, Menyusup kata 'tidak' dalam hatiku
Katanya, "Ukirlah nisanmu dengan tulisanmu, karena itulah akhir kisahmu"
Pertentangan dalam hati seolah tak pernah berhenti Seperti ada yang hilang, namun sulit ku temukan.
Tapi saat ku temukan terasa hilang dalam genggaman Tangisku bukan untukmu Cintaku Tapi untuk karyaku yang menghujat dan menyayat hati..
Kami kolumnis bukan komunis, kami jurnalis bukan sekertaris Dengan hati telanjang kami bicara, mencoba jujur berkata dalam sebuah berita..
Meski ada tangis, duka, benci dan cinta didalamnya.
SELAMAT HARI PERS NASIONAL JIKA KEBEBASAN ITU ADA KENAPA KITA MENGEKANGNYA
@Maharnews
- Tidak Ada Sanggahan, Ini Yang Akan Dilakukan AMPUH Soal Indikasi Ijazah Palsu
- Hari Bhakti PU, Sinergisitas Pemerintah dan Masyarakat Sangat Diperlukan
- Pengelola Tambang Pasir PT Triadi Jadi Tersangka
- Ziarah Makam Wali Sanga Bersama Jemaah Mama Sihabudin Ansor.
- Menunggu Ketok Palu Hakim untuk Sang Aktivis Cianjur RM
- Pertahankan Juara, Garda MtsN Kota Bogor Borong Piala Jurnalistik Pelajar
- JPU Tuntut RM-Cs 1,6 Bulan : Kuasa Hukum Tuntutan Sangat Ironis