Ayo Datang ke TPS - Rabu 27 November 2024

Genjot Produksi Komoditas Organik, Petani di Jabar Diberi Wawasan Soal Ini

Genjot Produksi Komoditas Organik, Petani di Jabar Diberi Wawasan Soal Ini

Foto : PELATIHAN- Pembukaan kegiatan pelatihan pertanian padi organik di Balai Pelatihan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Senin (5/10/2020)


CIANJUR.Maharnews.com- Sebanyak 30 orang petani berasal dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Barat diberikan pelatihan soal pertanian padi organik.

Pelatihan dibuka langsung Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat, Senin (5/10/2020) bertempat di Balai Pelatihan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, Bojongpicung, Kabupaten Cianjur.

Dalam sambutannya Dadan mengatakan, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Jawa Barat akan menggenjot produksi komoditas organik. Khususnya, upaya memperbanyak komoditas organik ini dalam rangka melanjutkan program pada tahun sebelumnya.

Mengingat semakin banyaknya permintaan dari masyarakat agar makanan yang dikonsumsinya benar-benar amand ari zat berbahaya atau residu. Hal ini berkaitan pula dengan makin tingginya pendapatan dan standar hidup masyarakat. Jawa Barat sendiri terangnya, adalah provinsi yang memiiki kota/kabupaten yang penghasilan msyarakatnya cendrung tinggi. Karena alasan itu pula pihaknya memperbanyak komoditas organik.

“Sudah jelas permintaanya. Termasuk rumah-rumah makan besar yang ada di Jabar sudah masuk permintaanya. Sejumlah kelompok tani di beberapa kota/kabupaten juga sudah mulai menjajal komoditas organik ini,”kata Dadan.


Orang nomor satu di lingkungan Dinas TPH itu menginformasikan, saat ini ketersediaan padi organik belum mencapai 10 persen dari jumlah beras unggulan di Jabar. Pihaknya tak menampik, untuk memaksimalkan potensi komoditas pangan organik di Jabar, tidak dapat dilakukan secara instan. Langkah pertama yaitu mengajak para petani untuk menghentikan penggunaan pupuk anorganik pada 2020 ini.

“Mudah-mudahan bisa berlanjut ke sertifikat organik. Itu target kita. Ada lembaganya kan Lembaga Sertifikat Pangan Organik (LSPO). Bahkan, saat ini cukup banyak petani muda dari kalangan milenal yang sudah teredukasi,”harapnya.

Keunggulan padi organik paparnya, selain lebih sehat karena bebas dari bahan-bahan kimia, menanam padi secara organik juga dapat meningkatkan hasil panen hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan cara tanam yang menggunakan pupuk kimia.

“Kesadaran pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan sudah mendorong masyarakat pertanian untuk kembali ke sistem pertanian oganik, karena produk yang diharapkan bebas residu pestisida dan pupuk kimia. Selain ramah lingkungan, biaya untuk pertanian organikpun sangat rendah karena pupuk dan pestisida yang digunakan berasal dari alam sekitar petani,”paparnya.

Dadan berharap kepada peserta pelatihan bisa mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk menambah ilmu dan meningkatkan wawasan, pengetahuan serta keterampilan di bidang pertanian padi organik.

 

Sementara itu Ketua Panitia Pelatihan, Ir H. Umam Muhammad mengatakan dasar pelaksanaan kegiatan pelatihan ini Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 2.03.01.138.040 tanggal 31 Desember 2019 Tentang Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat tahun 2019 pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

Sesuai jadwal, kegiatan ini akan dilaksanakan selama lima hari, mulai tanggal 5 s/d 9 oktober, bertempat di Balai Latihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BLTPH) Provinsi Jawa Barat, Bojongpicung Cianjur.

“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan petani dalam bidang padi organik,”ujar Umam yang juga menjabat sebagai Kepala BLTPH Bojongpicung.

30 orang  peserta yang mengikuti kegiatan ini jelas Umam, berasal dari 14 kabupaten di wilayah provinsi jawa barat, antara lain Kabupaten Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon, Subang, Majalengka, Sumedang, Bandung Barat, Karawang, Cianjur, Bandung, Purwakarta dan Pangandaran. (nuk)




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE