Ngopi Sembari Update Informasi - Berita

Jembatan Gantung Rawayan Dua Kali Tenggelam, Cijeruk Segar Bugar

Jembatan Gantung Rawayan Dua Kali Tenggelam, Cijeruk Segar Bugar

Foto : Kondisi jembatan gantung Rawayan pasca banjir, Jumat (9/10/2020).



CIANJUR. Maharnews.com – Jembatan gantung Rawayan yang terletak di RT 001/002 Kampung Padangsari, Desa Karyamukti, Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur harus dua kali tenggelam beradu dengan air sungai Cisokan. Kejadian pertama, saat jembatan bernasib apes itu putus di awal tahun 2018 dan yang terbaru saat terjadi bencana banjir beberapa minggu lalu.


Foto: Agus (53) warga RT 001/002 Kampung Padangsari, Desa Karyamukti, Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur.

Seorang warga setempat, Agus (53) mengatakan rusaknya jembatan rawayan bukan kali pertama. Sebelumnya sekitar di bulan Februari 2018, jembatan yang baru dibuka selama sebulan itu ambruk karena tali selling penahannya putus dan jatuh ke sungai bersama 12 orang dan 6 motor yang melintas.

“Saya waktu itu (Kejadian putus jembatan gantung Rawayan ambruk di tahun 2018, red) bertiga membantu. Saya, Mang Odoy dan Mang Jatta selama tiga hari,” tuturnya mengenang kejadian tersebut, Jumat (9/10/2020).


Foto: Jembatan gantung yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur terputus, Sabtu (3/2/2018), sekitar pukul 23.00 Wib. Alhasil, 12 warga yang sedang melintas terluka berat hingga ringan.

Lanjut Agus, setiap tahun kampungnya memang selalu dilanda banjir, tetapi bencana banjir yang baru terjadi merupakan yang terbesar selama 30 tahun dirinya tinggal di wilayah itu. Alhasil, bencana itu kembali merusak jembatan Rawayan yang telah diperbaiki. 

“Jika menurut sesepuh kampung, bencana serupa pernah terjadi di tahun 1912 dan kini terjadi kembali di tahun 2020. Air banjir sampai ke puncak mesjid itu (yang tingginya sekitar 2 meter melebihi tinggi dasar jembatan, red). Puncak air banjir sekitar tiga jam, setelahnya surut,” ucapnya.

Agus mengungkapkan setelah air surut, ia mengecek jembatan Rawayan dan seorang warga yang tidak ingin menyelamatkan diri dan berdiam diri di plafon rumah. Kondisi jembatan saat itu sudah rusak dan tidak dapat digunakan.

“Setelah mulai surut, sekitar jam 1 (malam, red), wah Rawayan ceef geuning (jembatan rawayan rusak, bahasa sunda, red),” ungkapnya.


Foto: Kondisi jembatan gantung Rawayan Pasca Banjir

Agus menyarankan posisi jembatan Rawayan lebih baik dipertinggi sekitar 1,5 meter bila akan diperbaiki. Sehingga jika nanti banjir besar kembali terjadi jembatan itu tidak terdampak parah dan bisa terus digunakan masyarakat.

“Bantar pas itu setinggi kandang domba itu, tah setinggi tali seling itu,” sembari menunjuk ke jembaan Rawayan yang kondisinya sudah rusak diterjang banjir. 

Kembali ke Kota, Kepala Seksi Perumahan, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Cianjur, Yayan mengatakan anggaran kembali perbaikan jembatan gantung Rawayan berada di di Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) dengan dana tanggap darurat. Sehingga untuk keterangan lebih jelas ia menyarankan ke instansi tersebut.

“Kita hanya sebagai tim teknis saja,” sarannya saat ditemui di kantornya, Jumat (16/10/2020).

Ditanya terkait kajian dan saran warga untuk meninggikan posisi jembatan, Yayan menegaskan semua pembangunan jembatan gantung telah memiliki kajian, terutama dengan masyarakat setempat terutama mengenai muka air banjir.

“Banjir yang kemarin (bencana, red) adalah yang pertama kali selama sejarah yang saya tahu, sehingga tidak terprediksi. Pembangunan jembatan gantung itu sudah dibuat bebas muka air banjir,” tegasnya.

Di lokasi yang berjarak tidak sampai 500 meter dari jembatan Rawayan terdapat pula jembatan gantung Cijeruk yang pembangunannya berasal dari Kementrian PUPR tahun anggaran 2019, tetapi kondisinya masih ‘segar bugar’ meski telah diterjang banjir. Tak terlihat ada sampah yang tersangkut di wire mesh pasca diterjang bencana banjir atau kerusakan pada infrastruktur dan dapat digunakan secara normal.


Foto: Jembatan gantung Cijeruk yang pembangunannya berasal dari Kementrian PUPR tahun anggaran 2019 dimana kondisinya masih ‘segar bugar’ meski telah diterjang banjir besar, bahkan kondisi wire mesh di kanan kiri jembatan tidak terlihat sampah yang tersangkut.

Mengapa seperti itu?, Yayan menerangkan jembatan Cijeruk juga terkena banjir. Tetapi karena sampah dari hilir lebih banyak. Ia memastikan memiliki video kejadian jembatan Cijeruk turut terendam banjir.

“Kebetulan kalau jembatan gantung Cijeruk tidak memaki wire mesh tangan-tangannya, kalau yang Parungcadas tangan-tanganya pakai wire mesh. Sehingga secara tidak langsung menyaring sampah. Kebetulan yang Cijeruk tidak memakai wire mesh,” terangnya. (wan)





Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE