"Naga naganya" di Balik Panas Bumi Gede Pangrango

Foto : Ilustrasi
Maharnews.com- Kabut di lereng Gunung Gede Pangrango sering kali turun lebih cepat dari yang diperkirakan.
Ki Gede Pangrango tahu itu tanda alam: ketika udara menjadi berat, biasanya ada sesuatu yang sedang dibicarakan hutan.
Dan belakangan, hutan berbicara tentang panas bumi. Bor-bor panjang yang hendak menembus jantung bumi di Cipanas, Cianjur.
Pada September 2022, pemerintah menetapkan PT Daya Mas Geopatra Pangrango (DMGP) sebagai pemenang lelang Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (WPSPE) panas bumi Cipanas.
Perusahaan ini bukan nama asing; ia adalah unit usaha PT Daya Sukses Makmur Selaras, anak dari PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), yang semuanya berada dalam pelukan Grup Sinar Mas, salah satu naga terbesar dalam lanskap bisnis Indonesia.
Data Kementerian ESDM mencatat:
Nama WPSPE: Cipanas
Luas wilayah: 3.180 hektar
Potensi panas bumi: 85 MWe (cadangan)
Satu paket “harta karun” yang menggiurkan. Begitu besar, hingga wajar bila proyek ini menambah panjang daftar kekayaan energi Sinar Mas yang sebelumnya sudah memiliki 7 pembangkit listrik dengan kapasitas total 900 MW, terdiri dari pembangkit captive 300 MW dan Independent Power Producer (IPP) 600 MW.
Pendapatan mereka hanya dari segmen tenaga listrik pada Semester I 2022 saja mencapai US$25,25 juta. Belum lagi kerajaan batubara yang berada di bawah DSSA:
Pendapatan tambang Januari–Juni 2022 mencapai US$2,46 miliar, atau 95% dari seluruh pendapatan perusahaan. Aset tambang per 30 Juni 2022 mencapai US$270,67 juta.
Cadangan batubara terbukti dan terduga per 31 Desember 2021 mencapai 1,18 miliar ton, dengan blok Kusan dan Girimulya menyimpan cadangan terbesar: 604,2 juta ton.
Besarnya angka-angka itu membuat orang kampung hanya bisa menghela napas. Bagi perusahaan sebesar ini, sebuah kawasan 3.180 hektar di Cipanas adalah satu keping kecil dari permainan besar energi nasional.
Bupati Wahyu pernah berkata lantang bahwa ia menolak proyek panas bumi. Itu masa kampanye, saat suara warga masih hangat seperti bara.
Mereka percaya bahwa gunung harus dijaga, bukan digergaji. Namun setahun berlalu, suara itu memudar. Sementara izin dari pusat berjalan, dan DMGP mulai mempersiapkan langkah-langkah eksplorasi.
Rakyat bertanya dan Ki Gede juga bertanya:
“Apakah sebuah janji benar-benar kalah oleh angka-angka di atas kertas?”
Ki Gede Pangrango bukan aktivis, bukan pakar energi, dan bukan pembesar daerah. Ia hanya penjaga rasa. Ia tahu bahwa panas bumi adalah energi masa depan, tetapi ia juga tahu bahwa hati gunung tak bisa diperlakukan seperti kantong tambang yang dapat digaruk seenaknya.
Ia melihat bagaimana “naga-naga besar” mengapungkan proyek demi proyek dengan keahlian yang sudah tak mungkin ditandingi pejabat kabupaten. Sinar Mas, dengan gurita bisnis dari kertas hingga energi, dari sawit hingga bank, bukanlah pemain kecil yang bisa ditolak begitu saja.
Tapi gunung bukan angka. Gunung adalah napas, sumber air, pengatur cuaca, penyangga hidup desa-desa dari Cipanas sampai Pacet bahkan Jakarta.
Gunung adalah suara yang mungkin kalah di rapat-rapat besar, tetapi tak pernah kalah di mata orang seperti Ki Gede. Dan di tengah semua itu, ia kembali mengingatkan:
“Ketika kapital datang dari segala arah, yang harus dijaga bukan hanya pohon atau mata air, tetapi keputusan. Keputusan manusia untuk tidak menempatkan gunung sebagai korban.”
Jika proyek ini berlanjut tanpa kehati-hatian, gunung akan diam. Tetapi diam bukan berarti merestui. Bahwa sebelum bor pertama menembus tanah Cipanas, harus ada suara yang berkata:
"Ingat, gunung tidak bisa diperbaiki kalau sudah terluka".
Dan Ki Gede Pangrango masih berdiri di sana, memandangi kabut yang turun, bertanya dalam hati:
"Siapa yang sebenarnya menjaga Cianjur, manusia atau gunung itu sendiri?
Sumber:
1. CNBC Indonesia. “Ini Sederet Harta Karun RI yang Dikelola Grup Sinar Mas” (15 September 2022).
2. Kementerian ESDM RI. Data resmi WPSPE Panas Bumi Cipanas (nama wilayah, luas 3.180 Ha, potensi 85 MWe).
3. Laporan Keuangan PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) Semester I 2022 & Laporan Tahunan 2021 (pendapatan listrik, pendapatan tambang, aset, dan cadangan batubara).
- Janji yang Menguap di Kaki Gede Pangrango
- Proses Rotasi dan Mutasi Kepsek Pemkab Cianjur Disentil DPRD
- Lapas Klas IIB Cianjur, Bantah Isu Warga Binaan Live TikTok di Dalam Tahanan
- Ki Gede Pangrango dan Peringatan yang Tak Didengar
- Cianjur Resmi Jadi Kota Wakaf Ketiga di Jawa Barat
- Dugaan Pungli BLTS di Desa Sukamaju, Disorot Dewan
- 13 Titik PJU di Bojongpicung Mati, Lokasi Rawan Kejahatan, Adakah Anggaran Pemeliharaan?













