PPC Ungkap Soal Intimidasi Aparat
Erwin : Konflik Agraria Bukan Sekadar Persoalan Hukum Tapi Juga Hati Nurani

Foto : Perwakilan petani tengah beraudiensi dengan perwakilan pemkab Cianjur diteras depan Pendopo Cianjur, Jumat (28/9/2018)
Konflik Agraria di Kabupaten Cianjur terbilang komplek. Pasalnya, selain perselisihan dengan perusahaan, para petani penggarap juga dihadapkan dengan adanya intimidasi dari aparat, yang diduga kuat hadirnya mereka di lokasi lahan garapan atas permintaan pihak perusahaan.
Ketua Paguyuban Petani Cianjur (PTC), Erwin Rustiana mengatakan, upaya pihaknya meminta dukungan pemerintah daerah untuk menyelesaikan Konflik Agraria di Cianjur bukan sekali dua kali. Itu dilakukan pihaknya bersama tim karena dilapangan seringkali petani menjadi korban intimidasi.
Erwin mencontohkan, intimidasi aparat terhadap petani penggarap sepertihalnya terjadi di Cisujan Kecamatan Takokak. Disana, aparat tak hanya melakukan pemanggilan tapi juga berujung dengan penangkapan.
“Kerugian petani banyak, tak hanya tanaman saja yang rusak tapi juga bangunan gubuk milik petani. Miliaran uang masyarakat hilang disana, tapi anehnya tidak ada upaya dari pemerintah untuk membantu menyelesaikan persoalan ini. Walaupun toh itu dianggap lahan milik perkebunan (perusahaan,red) kan tidak sertamerta tanaman diatasnya habis dibabat begitu saja,”ujar Erwin kepada Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Mamad Nano saat audiensi di Pendopo Cianjur, Jumat (28/9/2018).
Pentolan Lembaga Bantuan Hukum Cianjur (LBHC) itu mempertanyakan soal keberpihakan pihak pemerintah daerah juga aparat dalam penyelesaian Konflik Agraria di Cianjur. Pasalnya pernah terjadi, pengaduan yang disampaikan petani ke aparat tidak diterima.
“Konflik agraria bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga persoalan hati nurani yaitu keberpihakan seorang pemimpin kepada rakyatnya. Apa mau menunggu sampai ada korban dulu,”tegas Erwin yang langsung disambut riuh tepuk tangan petani.
Harapan adanya percepatan penyelesaian Konflik Agraria disampaikan oleh Teguh, salah seorang tokoh pemuda asal Simpang Kecamatan Takokak. Pihaknya berharap Kepala Dinas Pertanian bisa mengambil langkah kongkrit untuk penuntasan konflik, mengingat gentingnya situasi dan kondisi di lapangan.
“Disini yang hadir mewakili Bupati itu bapa berdua. Saya berharap Kepala Dinas Pertanian ada langkah kongkrit untuk kedepan mengatasi konflik ini. Soalnya sekarang ini sedang genting. Hadirnya aparat di lokasi sangat berdampak terhadap psikhologis petani. Bahkan tidak cuma tanaman cabai milik petani yang dibabat, akses jalan yang biasa digunakan masyarakat sekarang ini sudah ditutup,”ungkapnya.
“Jadi tolong secepatnya dilaksanakan penyelesaiannya. Silahkan bapa berkomitmen kapan akan dilakukan mediasi dengan pihak perusahaan karena para petani disana sedang melawan kegentingan,”tegasnya.
- Petani Tuntut Bupati Cianjur
- DCT Anggota DPRD Kabupaten Cianjur Pada Pemilu Tahun 2019
- Pelaksanaan Proyek di SMKN 1 Bojongpicung Disoal
- Lahan HGU Terlantar Rawan Konflik
- Aktivis Cekcok Dengan Dewan Saat Pembahasan Izin PT MKP
- Empat Anggota DPRD Cianjur Resmi di-PAW
- SPRI Geruduk DPRD, Hasilnya Masyarakat Bisa Gunakan SKM