Ngopi Sembari Update Informasi - Berita

Petani Tuntut Bupati Cianjur

Petani Tuntut Bupati Cianjur

Foto : Sejumlah petani penggarap di dampingi kelompok aktivis berunjukrasa di depan Pendopo Cianjur, Jumat (28/9/2018)


Ratusan petani penggarap menuntut Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar menyelesaikan Konflik Agraria di Cianjur.

Tuntutan disampaikan petani saat menggelar aksi unjukrasa ke Pendopo Cianjur, Jumat (28/9/2018). Sayang, petani gagal bisa menemui Bupati. Pasalnya, orang nomor satu di Cianjur itu sedang tidak berada di Pendopo.

Petani hanya bisa bertemu dengan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Holtikultura Cianjur, Mamad Nano yang didampingi Kepala Bagian Hukum Sekertariat Daerah Cianjur, Bambang Moh Tavip. Secara bergantian kepada kedua pejabat itu, mereka menyampaikan segudang keluhan dan kondisi yang saat ini harus dihadapi di lapangan.

Beberapa perwakilan petani yang menyampaikan keluhannya antaralain, petani penggarap lahan perkebunan di Takokak dan Hardjasari.

“Abdi ningal dina TV perselisihan sapertos kieu tos aya penyelesaian, malihan geuning di Sukabumi mah 5200 sertifikat tos dikaluarkeun pamarentah, malah langsung ku Pa Bupati. Malih wengi kamari pisan, abdi aya nguping 10 ribu sertifikat langsung dibagikeun ka anggotana. 

(Saya lihat di Televisi perselisihan seperti ini sudah ada penyelesainnya, malah di Sukabumi 5200 sertifikat sudah diterbitkan pemerintah, malah langsung oleh Pa Bupati. Malam kemarin, saya mendengar ada kabar 10 ribu sertifikat langsung dibagikan ke anggotanya.),”ujar Harja salah seorang petani penggarap di Blok Pasir Randu, Kecamatan Pagelaran, Cianjur.

Harja berharap keluhannya tersebut bisa disampaikan ke Bupati secepatnya. Sebab, sepulangnya dari Pendopo, warga petani di Kampung pasti akan menanyakan bagaimana dan seperti apa hasil dari pertemuan.

“Abi sumping kadieu, bapa anu nampina kukituna pangdugikeun kanu di bendo (Bupati,red), abdi miwah rekan petani ngaharapkeun sapertos anu di daerah lain. Margi ayeuna petani kelabakan, kukituna hoyong di pangenggalkeun penyelesaianna. Soalna rekan anu disapengkeren bakal naroskeun, kumaha tanggapan ti pamarentah jeung hasil rekomendasina dimana eta letak tanah teh, naha penyelesaianna bisa meunang pegangan mangrupa sertifikat?.

(Saya datang kesini kebetulan bapa yang menerima untuk itu mohon disampaikan ke yang pakai Bendo (Bupati,red). Saya bersama rekan mengharapkan seperti di daerah lain. Soalnya petani sudah kelabakan, untuk itu penyelesaiannya ingin secepatnya, soalnya rekan petani yang lainnya bakal menanyakan, bagaimana tanggapan dari pemerintah dan hasil rekomendasi dimana letak tanahnya, apakah penyelesainnya bisa mendapatkan pegangan sertifikat?),”ungkapnya.




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE