Ketika Alam Cianjur Murka, Isyarat untuk BERIMAN

Ketika Alam Cianjur Murka, Isyarat untuk BERIMAN

Foto : Peristiwa di Kabupaten Cianjur tahun 2018 (atas). Peristiwa di Kabupaten Cianjur tahun 20192019


CIANJUR.Maharnews.com- "Hendaklah kita senantiasa bersahabat dengan alam", begitu ujar ujar para sesepuh yang setia berpegang teguh pada nilai nilai kearifan lokal.

Apa yang mereka sampaikan bukanlah sekadar kata kata biasa. Karena jika kita maknai lebih dalam lagi, ada segudang hikmah yang tersimpan dibalik untaian kata tersebut.

Dengan kata mereka menyampaikan pesan, lewat kata mereka mengingatkan, bahwa kita (manusia) hidup berdampingan dengan alam.

Karena ketika alam murka, boleh jadi itu merupakan ekspresi dari kemarahan atau peringatan kepada manusia untuk mengoreksi diri atas segala perbuatan, tindakan, atau kebijakan dalam mengelola sumber daya alam dan masyarakatnya. 

Termasuk pada tatanan pemerintahan, alam tak sekadar menjadi saksi bisu, ketika melihat tingkah polah para pemangku kebijakan yang begitu serakah, termasuk "memeras sumber daya alam dan merampas hak-hak rakyatnya". 

Alam akan menunjukan bentuk kekesalannya lewat perwujudan sebuah bencana, banjir, angin puting beliung, gempa bumi, gunung meletus, tsunami, atau bisa jadi sebuah wabah penyakit yang mematikan sebab akibat dari bencana yang terjadi.

Tak salah jika sebagian orang berpendapat, menjadi pemimpin sebuah Negeri harus mampu menciptakan rasa aman bagi masyarakatnya, menjauhkan masyarakat dari bencana yang berakibat pada korban manusia.

Tepatnya, seorang pemimpin harus bisa mengendalikan kekuatan alam nan gaib dan mengayomi seluruh rakyatnya. 

Isyarat Alam untuk BERIMAN 1

Diminta atau tidak, ketika akan terjadi sebuah peristiwa besar di sebuah Negeri, alam kerap memberikan sebuah isyarat, meskipun pada kenyataannya tak banyak orang yang mengetahui soal itu.

Semasa era kepemimpinan Cianjur dijabat pasangan Bupati Irvan Rivano Muchtar (IRM) dan Wakil bupati Herman Suherman, terjadi beberapa peristiwa yang mengiringi perjalanan keduanya.

Peristiwa besar yang akan selalu diingat masyarakat Cianjur yaitu ketika Bupati Irvan Rivano Muchtar  (IRM) ditangkap aparat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di pendopo Cianjur pada Rabu (12/12/2018).

Merunut waktu ke belakang, sebelum terjadinya OTT Bupati, sempat terjadi sebuah peristiwa yang tak kalah menghebohkan yang erat kaitannya dengan alam sekitar Cianjur.

Alam seolah hendak bicara, menyampaiakan sesuatu kepada  pasangan pemilik tagline BERIMAN (Bersama Irvan-Herman) itu.

Sabtu malam, (7/4/2018) banjir bandang menerjang jantung kota Cianjur, hingga puluhan rumah di pinggiran Sungai rusak akibat diterjang derasnya arus.

Peristiwa itu sontak membuat geger seantero Cianjur. Pasalnya, banjir bandang sebesar itu merupakan yang pertamakalinya melanda jantung kota Tatar Santri. 

"Sungai Cianjur sedang Murka", begitu kata para tokoh Cianjur yang masih setia menerapkan nilai kearifan lokal.

Melihat fakta tersebut, tak sedikit orang yang mengait ngaitkan peristiwa itu sebagai isyarat alam akan terjadi sesuatu hal di kota Cianjur di kemudian hari.

Selang beberapa bulan kemudian, alam kembali menunjukan keganasannya, angin puting beliung menyapu wilayah Cianjur kota. 

Menjadi catatan penting, peristiwa yang mengakibatkan ratusan rumah di perkotaan rusak  berat itu, terjadi dua hari sebelum Bupati IRM di tangkap aparat KPK.

Isyarat Alam untuk BERIMAN 2

Setelahnya pendopo Cianjur di tinggal pergi IRM, kursi Bupati Cianjur otomatis ditampuk sang wakil Herman Suherman. 

Dua hari setelah OTT, Jumat (14/12/2019) Mantan Dirut PDAM Tirtamukti itupun resmi dilantik menjadi Plt Bupati CiaPernjur oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Selama memimpin roda pemerintahan Cianjur, beberapa peristiwa yang erat kaitannya dengan alam dialami juga oleh Herman. Bahkan, kejadiannyapun nyaris mirip  sewaktu Bupati Cianjur dijabat IRM.

Tepatnya pada Rabu malam, (28/8/2019). Alun alun Kabupaten Cianjur tiba tiba saja tergenang air bercampur lumpur. Hamparan rumput sintetis yang biasanya terlihat berwarna hijau, seketika berubah menjadi kecoklatan.

Kejadian tersebut membuat heboh masyarakat Cianjur. Pasalnya, selama puluhan bahkan ratusan tahun, baru kali itu lokasi sekitar Masjid Agung Cianjur sampai tergenang banjir bercampur lumpur.

Setelah alun alun Cianjur, giliaran pusat pemerintahan yang mendapat sapaan alam. Kamis sore, (17/10/2019) hujan deras yang disertai angin puting beliung menyapu Pendopo Cianjur.

Dua pohon di areal sekitar pendopo yang usianya diperkirakan puluhan hingga ratusan tahun didapati tumbang. Bahkan satu diantaranya menimpa sebuah mobil mewah milik salah seorang PNS di Bagian Keagamaan dan Kesejahteraan (Kesra) Cianjur.

Tumbangnya dua pohon besar di Pendopo Cianjur akibat diamuk alam, bisa jadi merupakan yang pertama kalinya. Wajar kalau peristiwa tersebut langsung menjadi sorotan, publikpun bertanya tanya, ada apa dengan Cianjur?

Jika kita amati lalu dibandingkan, rentetan peristiwa alam semasa kepemimpinan Herman Suherman tersebut, tak jauh berbeda dengan yang terjadi pada saat IRM memimpin.

Apa yang terjadi kemarin tentu harus jadi cerminan dan kewaspadaan Bung Herman. Karena bisa jadi rentetan peristiwa yang terjadi akhir akhir ini merupakan isyarat alam yang kedua untuk BERIMAN.




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE