Bang Ipey dan Kesunyian Birokrasi

Maharnews.com- Dalam setiap perubahan besar, selalu ada sosok yang tidak banyak bicara, tapi diam-diam menenun arah sejarah.
Di Cianjur hari ini, sosok itu mungkin bernama Ahmad Rifa’i atau yang akrab disapa Bang Ipey. Ia bukan orator, bukan pula penguasa panggung. Ia adalah pejabat yang lebih memilih mendengar ketimbang menonjol.
Dalam diamnya, ada ketegasan yang lembut. Dalam kesederhanaannya, tersimpan ketelitian seorang birokrat sejati.
Menjadi Sekretaris Daerah bukan sekadar jabatan administratif. Ia adalah poros dari seluruh gerak mesin pemerintahan.
Ia penata irama agar birokrasi tidak menjadi rimba tanpa arah. Dan di titik itu, diam Bang Ipey bukan tanda pasif, melainkan tanda sadar, sadar bahwa perubahan sejati tidak lahir dari suara keras, tapi dari sistem yang bekerja dalam senyap.
Cianjur, seperti banyak daerah lain, tengah mencari wajah baru: pemerintahan yang jujur, melayani, dan berakar pada nilai kemanusiaan.
Di tengah pusaran ambisi politik dan godaan kekuasaan, muncul pertanyaan yang lebih hakiki: mampukah birokrasi menjadi ruang moral, bukan sekadar mesin administrasi?
Bang Ipey tampaknya menjawab pertanyaan itu dengan caranya sendiri tidak melalui pidato panjang, melainkan lewat ketepatan kerja, disiplin waktu, dan kebiasaan menuntaskan yang ia mulai.
Gaya kepemimpinannya mengingatkan kita pada filosofi al-amal as-shamit kerja yang diam. Bukan karena takut berbicara, tapi karena percaya bahwa suara paling jernih lahir dari ketenangan batin.
Ia menolak glamoritas jabatan. Ia menolak riuh rendah pencitraan. Dan mungkin justru karena itu, ia menjadi cermin bagi birokrasi yang haus keteladanan.
Dalam sebuah era ketika banyak pejabat sibuk menampilkan “glow up” di depan publik, Bang Ipey hadir sebagai antitesis: pejabat yang bekerja tanpa sorotan, tapi menyisakan jejak yang nyata.
Ia tidak berjanji banyak, tapi menghadirkan keteraturan. Ia tidak berdebat panjang, tapi memperbaiki sistem.
Mungkin Cianjur tak butuh pemimpin yang selalu tampak di layar; ia butuh birokrat yang tenang, yang tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengar.
Bang Ipey, dengan ketenangannya, mengingatkan bahwa kesunyian bukan kekosongan melainkan ruang di mana kerja dan makna berpadu. Dan dari kesunyian itu, sebuah era baru Cianjur perlahan sedang ditata.
- Nyanyian Dadan Ginanjar Melawan Dakwaan Jaksa di Sidang Korupsi Proyek PJU Cianjur
- CIGES Desak Bupati Cianjur Audit Dana BOK di 46 Puskesmas, Sebut Kasus Gunung Bitung Fenomena Gunung Es
- Isfhan Bantu Pemenuhan dan Implementasi P5HAM di Cianjur Didampingi Kakanwil Kemenham Jabar
- Keberatan dengan Dakwaan JPU, PH Dadan Ginanjar Ajukan Eksepsi
- KN Korupsi Proyek PJU Cianjur Bertambah Rp1,3 M, Ini Dakwaan Terdakwa Dadan Ginanjar
- Jadwal Sidang Perdana Kasus Korupsi Proyek PJU Cianjur, Terdakwa Dadan Ginanjar
- Dugaan Korupsi Dana BOK, Irda Riksus Keuangan Puskesmas Gunung Bitung














