Ngopi Sembari Update Informasi - Berita

"Hidup Mati" IRM dan CS

"Hidup Mati" IRM dan CS

Foto : Cecep Sobandi (CS) saat menjadi saksi sidang lanjutan kasus korupsi DAK yang menjerat Bupati Non Aktif Kabupaten Cianjur, Irvan Rivano Muchtar (IRM) di Pengadilan Negeri Bandung, Senin lalu (24/6/2019).


BANDUNG. Maharnews.com – Cecep Sobandi (CS) saat menjadi saksi sidang lanjutan kasus korupsi DAK yang menjerat Bupati Non Aktif Kabupaten Cianjur, Irvan Rivano Muchtar (IRM) di Pengadilan Negeri Bandung, Senin lalu (24/6/2019) menyebut keterangannya menjadi penentu ‘Hidup Matinya’ tak hanya Bupati (IRM, red). Hal itu terucap saat seorang penasehat hukum IRM mencecarnya dengan pertanyaan dalam persidangan.

Awalnya penasehat hukum IRM mempertanyakan sejumlah keterangan CS dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menyudutkan kliennya. Terutama pada keterangan adanya ucapan ‘hati-hati’ dari CS yang katanya berasal dari IRM.

Pasalnya, menurut penasehat hukum kata ‘hati-hati’ ini harus dijelaskan konteksnya. Apakah ini merupakan peringatan agar hati-hati tidak ketangkap KPK atau seperti apa.

“Hati-hati itu bukan hati-hati sampai ketangkap KPK segala kan?,” ucapnya dan langsung dijawab oleh CS bukan seperti itu.

Penasehat hukum IRM juga menyebut bagaimanapun kesaksian saksi akan mempengaruhi hidup matinya kliennya.

“Hidup mati dalam tanda quote ya,” sebut seorang penasehat hukum IRM.

Mendengar ucapan yang menyudutkan dirinya, CS sontak memotong ucapan penasehat hukum tersebut. Karena CS menilai yang dipertaruhkan pada kasus ini, tidak hanya ‘hidup mati’ Bupati saja.

“Bukan hidup mati Bupati saja Pak, termasuk saya pak,” cetusnya dengan suara lantang saat memotong ucapan penasehat hukum IRM.

CS mengaku ucapan kata ‘hati-hati’ yang disebutkan di BAP karena ia menyimak ucapan Bupati yang didengarkan saat briefing yang dihadiri sejumlah pejabat Dinas Pendidikan. Ia mengaku memang itu penafsirannya sendiri dan tidak bertanya kepada Bupati.

“Saya menyimak yang disampaikan beliau (IRM, red), maka saya sampaikan harus hati-hati karena situasi mulai panas,” akunya.

CS menceritakan kronologis munculnya kata ‘hati-hati’ tersebut. Awalnya ia hanya menyampaikan ucapan bupati dan diakhir kalimat ia tambahkan sendiri dengan kata ‘hati-hati’.

“Begini awalnya, saya menyadur apa yang disampaikan pak Bupati (IRM, red), yang mengatakan tahun ini adalah tahun politik, kita siap-siap dana. itu yang saya tangkap, kemudian saya tambahkan, hati-hati situasi sedang panas kepada kepala sekolah di Hotel Signature (saat pertemuan dengan kepsek, red),” tuturnya.

CS juga menjelaskan memang benar pada tahun 2017, Bupati meminta agar semua dinas clean tidak boleh ada potongan apapun. Tetapi  untuk 2018, IRM memberikan komentar bahwa nanti di tahun 2019 akan ada pemilihan legislatif (pileg). 

“Untuk tahun 2018 Bupati mengomentari karena 2019 ada pileg,” jelasnya. (wan)




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE