Polemik IGD Rasa Rawat Inap Ala RSUD Sayang Cianjur

Foto : Kondisi ruang IGD sangat penuh, di teras dan kursi tunggu dipenuhi pasien yang menunggu penanganan Selasa, 16 September 2025.
CIANJUR. Maharnews.com - Ruang rawat inap kelas tiga di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur selalu penuh. Masyarakat yang berobat akhirnya hanya pasrah dan menginap di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Pantauan lapangan, terlihat pasien meluber hingga ke teras IGD. Bahkan kursi yang biasanya untuk duduk keluarga pasien, dipenuhi masyarakat yang sakit saat menunggu giliran penanganan, Selasa, 16 September 2025.
Hasil wawancara dengan keluarga pasien di sekitaran ruang IGD diketahui kondisi ini sudah terjadi hampir selama dua bulan terakhir. Alasan yang disampaikan selalu sama, ruangan penuh sehingga harus menunggu kosong.
Mirisnya, waktu tunggu untuk mendapatkan ruang rawat inap tersebut tak ada batas waktunya, alias tidak jelas. Bahkan ada pasien yang sudah menunggu tiga hari pun tetap tidak mendapatkan ruang rawat inap hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir di ruang IGD. Seorang warga juga bercerita ibunya meninggal dengan posisi duduk di kursi roda, saat menunggu.
Menanggapi hal itu, Aktivis Senior Cianjur, Hendra Malik mengecam keras bobroknya tata kelola RSUD Sayang Cianjur yang membuat pasien harus meluber hingga ke halaman IGD. Apalagi kondisi ini sudah berlangsung lebih dari dua bulan.
"Ini bukan lagi sekadar kelalaian teknis, tetapi cermin dari kegagalan manajemen dan lemahnya pengawasan," kritiknya keras.
Hendra menuturkan bahwa jajaran Direksi RSUD Sayang Cianjur harus segera mengambil langkah luar biasa untuk menghentikan antrean pasien yang membludak.
"Jika tidak mampu, sebaiknya mengundurkan diri saja demi menyelamatkan martabat pelayanan kesehatan," tuturnya.
Hendra juga mengkritisi beberapa stakeholder terkait pelayanan kesehatan di RSUD Sayang Cianjur.
"Pertama, Dewan Pengawas (Dewas) jangan hanya jadi “pajangan”. Tupoksinya jelas, mengawasi, mengevaluasi, dan menegur direksi yang lalai. Ketidakmampuan Dewas dalam menangani masalah ini adalah bukti mereka ikut bertanggung jawab atas penderitaan pasien," terangnya.
Kedua, DPRD Kabupaten Cianjur wajib gunakan hak pengawasan dan anggaran secara maksimal. Jangan sampai legislatif terlihat hanya hadir saat seremonial, tetapi absen ketika rakyat membutuhkan perlindungan hak kesehatannya.
"Ketiga, Pemkab Cianjur harus menjadikan sektor kesehatan prioritas mutlak. Tambah kapasitas ruang rawat inap, perbaiki SOP IGD, dan pastikan penambahan SDM medis tanpa birokrasi berbelit," ucapnya.
"Kesehatan adalah hak dasar rakyat yang dijamin konstitusi. Jika masalah ini tetap dibiarkan, kami siap menggalang dukungan publik untuk mendorong evaluasi total terhadap manajemen RSUD, Dewas, hingga pihak eksekutif yang lalai," tambahnya.
Sementara, Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan, Yusman Faisal belum berhasil ditemui untuk wawancara karena sedang rapat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes). Telpon dan pertanyaan melalui aplikasi pesan ke nomor pribadi pun tidak ada respon.
Meski ditunggu dua jam, hingga tim pegawai Dinkes bubar rapat, informasi dari resepsionis mengatakan Wadir tetap tidak bisa ditemui karena ada rapat lanjutan, padahal waktu menunjukkan hampir pukul 16.00 WIB. (wan)
- GMNI Cianjur : MBG Jadi Alat Proyek yang Abai pada Keselamatan
- BKAD Cianjur Tekan ASN Yang Memegang Kendaraan Plat Merah, Segera Bayar Pajak
- Pendemo Tuntut DPR Dibubarkan, Ini Sikap Ketua DPRD Cianjur
- Bagikan Bendera Merah Putih dengan Cara Dilempar, Ini Pendapat Bupati dan Tokoh Masyarakat Cianjur
- Ada keluhan air PDAM Tirta Mukti Cianjur, ini Kontaknya
- Empat Pimpinan DPRD Cianjur Temui Pendemo, Sedikit!!
- Cinta dan Penghargaan Bupati Cianjur Terhadap Sang Saka Merah Putih