Ngopi Sembari Update Informasi - Berita

Refleksi Pascagempa: Kekhawatiran Warga dan Mantan Bupati soal Pengeboran AMDK

Refleksi Pascagempa: Kekhawatiran Warga dan Mantan Bupati soal Pengeboran AMDK

Maharnews.com- Tiga tahun setelah gempa 2022, warga Cianjur khususnya Gekbrong dan Cugenang masih hidup dalam bayang-bayang retakan tanah dan trauma psikologis.

Di tengah kondisi itu, izin baru bagi perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) untuk melakukan pengeboran kembali memicu kekhawatiran.

“Kami tidak menolak pembangunan, tapi jangan sampai tanah yang sudah retak makin rusak,” kata Wawan, warga Gekbrong.

Mantan Bupati Cianjur sekaligus tokoh masyarakat Cugenang, Herman Suherman, juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian. Menurutnya, struktur tanah pascagempa masih rapuh dan aktivitas pengambilan air tanah skala besar harus melalui kajian yang ketat dan transparan.

“Cianjur ini masih dalam masa pemulihan. Pengeboran apa pun harus diawasi ketat agar tidak memperparah kondisi bawah tanah,” ujar Herman.

Sejumlah aktivis lingkungan juga menyoroti minimnya komunikasi publik dalam penerbitan izin. Mereka menilai masyarakat harus dilibatkan dalam penilaian dampak agar kebijakan air tidak menambah kerentanan baru di wilayah yang sudah rawan bencana.

Di sisi lain, para ahli geologi menekankan bahwa kawasan Gekbrong Cugenang berada dalam sistem akuifer yang sensitif. Tanpa pemantauan rutin terhadap debit, tekanan air tanah, dan potensi subsidensi, risiko kerusakan jangka panjang bisa meningkat.

Bagi warga, air bukan sekadar komoditas industri, tetapi sumber kehidupan dan rasa aman. Karena itu, mereka berharap pemerintah menempatkan keselamatan publik sebagai prioritas utama dalam setiap kebijakan pengelolaan air tanah. (sep)




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE