Ngopi Sembari Update Informasi - Berita

Berawal dari Curug Tilu, Cerita Jembatan Leuwikeris Empat Tahun Lalu

Berawal dari Curug Tilu, Cerita Jembatan Leuwikeris Empat Tahun Lalu

Foto : Kondisi jembatan Leuwikeris di Desa Cibanggala, Kecamatan Campakamulya, Cianjur (November 2024)



CIANJUR. Maharnews.com - Nama Curug Tilu kala itu keindahannya hanya dapat terbayang di imajinasi. Berbekal informasi yang ada akhirnya tim redaksi mencoba untuk cek lokasi, dimana hal tersebut terjadi sekitar awal bulan Juni 2020.

      

Saat hendak memasuki Desa Cibanggala, Kecamatan Campakamulya, tim disambut dengan jembatan miring Leuwikeris. Pengakuan warga, hal itu terjadi sejak tiga minggu lalu, tepatnya Senin, 18 Mei 2020. Penyebabnya dikarenakan hilangnya tanah penahan di bawah pondasi karena aliran sungai Cisokan yang meluap.


Niat hati berwisata, akhirnya malah mendapatkan Pekerjaan Rumah (PR) dari alam. Mau bagaimana lagi, tim akhirnya mengumpulkan data dan informasi guna minta klarifikasi pada para petinggi di Tutur Santri.

Seusai seluruh agenda ke Curug Tilu selesai, tim mulai beraksi. Berita pertama tentang mirisnya kondisi jembatan Leuwikeris dipublish ke publik pada hari Minggu, 7 Juni 2020. Ekspetasi pembaca luar biasa, mereka turut mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk segera diperbaiki.

Hasil wawancara dengan beberapa petinggi Pemkab, mengatakan perbaikan jembatan Leuwikeris banyak kendala, karena statusnya bukan aset Pemkab. Sehingga lebih mudah untuk dibangun ulang daripada diperbaiki.

Pemkab juga sudah menentukan pembangunan akan dilakukan di Tahun Anggaran (TA)  2021. Namun, fakta berkata lain, Pandemi Covid-19 menghadang dan menjadi bencana nasional bahkan seluruh dunia. 

Akhirnya, anggaran yang ada dirubah peruntukkan ke kegiatan lain yang lebih urgen, penanganan pandemi Covid-19 tentunya. Pemkab sendiri tidak dapat berbuat banyak. Hanya tersisa harapan, pembangunan jembatan akan diundur di TA 2022.

Ternyata, Covid-19 keukeuh ingin eksis di dunia dan pandemi tetap berlanjut hingga 2022. Pembangunan jembatan Leuwikeris kembali tertunda untuk waktu yang tidak dapat ditentukan.


Tak ingin kalah dengan pandemi, Maharnews mencoba mengingatkan kembali para petinggi. Setelah dua tahun lamanya, berita kembali dibuat tanggal 11 dan 15 dan Maret 2022. 

Sebagai berita penutup, pernyataan langsung dari orang nomor satu, di Kota Tatar Santri, Herman Suherman menjadi klimaksnya. Tetapi jawaban yang diberikan hanya bersifat normatif, seperti jawaban seorang bapak saat anaknya minta naik uang saku, bila dikiaskan maka "Tidak ada yang instan, selain mie bungkusan".

Lagi-lagi anggaran menjadi alasannya. Tak ingin menyerah, maharnews mewawancarai dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (PUTR) yang sebelumnya bernama Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR).

Ada secercah harapan saat wawancara dengan Dinas Teknis, pembangunan Jembatan kemungkinan besar dilaksanakan di awal tahun 2024. Harus menunggu dua tahun lagi sepertinya, sama lamanya dengan selisih berita pertama dengan yang kedua, DUA TAHUN. (Sedikit mengingatkan, DUA disini tidak ada hubungannya dengan yang lagi viral di Cianjur. Apalagi untuk ikutan cari sensasi biar masuk daftar yang berhak dapat jabatan petinggi.)

Kembali ke tema, setelah dua tahun berdiam diri, akhirnya tim bisa merasa lega. Muncul nama jembatan Leuwikeris di laman resmi pengadaan barang dan jasa Pemkab Cianjur, (https://lpse.cianjurkab.go.id/).

Tender Rehabilitasi Jembatan Leuwi Keris Desa Cibanggala Kecamatan Campakamulya dengan nilai anggaran 3,5 milyar. Tanda tangan kontrak dilakukan tanggal 26 Januari 2024 dengan pemenang CV. KARYA UTAMA.

Ditandatanganinya kontrak pembangunan jembatan Leuwikeris menjadi peluit akhir. Setelah empat tahun, akhirnya keinginan masyarakat dapat terwujud. 


Jembatan baru Leuwikeris berdiri tegak, kokoh disamping jembatan lama yang miring. Rerumputan dan pepohonan disisinya mulai menutupi pandangan (spot baru untuk cerita mistis, resiko ditanggung sendiri). 

Jembatan lama menjadi saksi bisu perjuangan warga dalam bertahan selama empat tahun dengan rasa was-was saat melintas. Kini semua berubah, jembatan baru sudah dapat digunakan, sirna sudah rasa khawatir itu. 

Mengikat RASA dengan KATA

(wan)





Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE