Ngopi Sembari Update Informasi - Berita

Restorasi Melambung Ditengah Suasana Berkabung

Restorasi Melambung Ditengah Suasana Berkabung

Foto : Ilustrasi Mahar


CIANJUR.Maharnews.com- Di banyak tempat, duka adalah ruang hening, waktu untuk mengenang, menunduk, dan menahan diri dari segala kesibukan duniawi. 

Tapi rupanya tidak begitu di tubuh Partai NasDem Cianjur. Ketika kabar wafatnya Tjetjep Muchtar Soleh menyelimuti Cianjur; kader senior, mantan Ketua DPD NasDem Cianjur 2019, dan anggota DPR RI; suasana hening itu justru ditemani suara lantang :“Rapat pelantikan kepengurusan dimulai.” 

Luar biasa, Di tengah kabut duka, mesin partai tetap berdentum. Saat sebagian kader baru selesai mengirimkan ucapan belasungkawa, sebagian lainnya sudah membagikan struktur baru lewat grup WhatsApp. 

Ketua tidak berubah, Onni S. Sandi masih menjabat seperti biasa sebagai anggota DPRD Jawa Barat merangkap ketua DPD. Tapi kepengurusan dirombak, dilantik, dan disahkan. 

Momentum duka tak membuat gelar pelantikan ditunda. Mungkin karena kalender politik tak mengenal empati, hanya mengenal target dan tenggat. 

Tjetjep Pergi, Struktur Baru Datang 

Tjetjep Muchtar Soleh bukanlah seorang  kader sembarangan. Ia pernah memimpin NasDem Cianjur; pernah duduk di Senayan; dan dalam banyak hal adalah wajah awal partai ini di kabupaten. Tapi ketika ia pergi untuk selamanya, yang ramai bukan obituari melainkan susunan nama pengurus baru.

Apakah ini bentuk penghormatan? Ataukah sinyal bahwa sejarah partai hanya berlaku selama surat keputusan masih aktif? 

Beberapa kader muda hanya mengangguk datar. “Mungkin ini semangat restorasi dalam arti: belum juga makamnya dipasang nisan, partai sudah pasang struktur baru,” ujar salah satu dari mereka sambil mencetak banner ucapan pelantikan.

NasDem Cianjur tampaknya sedang menciptakan standar baru: duka cita dan dinamika organisasi bisa berjalan beriringan seperti motor matic yang tetap melaju meski hujan deras. 

Mungkin Prestasi Mungkin juga Ironi

Tjetjep dikenal santun, komunikatif, dan lihai berstrategi. Tapi sayang, ketika ia tiada, yang datang bukan refleksi melainkan reposisi. Tak ada jeda untuk diam; tak ada ruang untuk tafakur. Yang ada hanya pelantikan segera dilaksanakan. 

Inilah politik tahan banting bukan soal prinsip, melainkan soal ritme. Partai tak boleh berhenti; meski para perintis satu per satu pergi. Yang penting struktur berjalan, baliho berganti, dan nama-nama tercetak rapi dalam SK. 

Semoga almarhum Tjetjep Muchtar Soleh tenang. Warisannya mungkin tidak dikenang dalam rapat, tapi setidaknya diingat oleh yang masih punya rasa. 

Dan untuk struktur baru: selamat menjabat. Semoga warisan para pendahulu tidak sekadar jadi catatan kaki dalam laporan bulanan. 

Karena di Cianjur, kursi boleh tetap; tapi susunan di sekelilingnya bisa diganti bahkan saat dupa duka masih mengepul. 




Tulis Komentar Facebook

Komentar Facebook

Bijaksana dan bertanggung jawablah dalam berkomentar, karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE